Sejuta Cinta Seorang Ibu

On Rabu, 15 September 2010 3 komentar

Ibu ....
Kau wanita terhebat dan terkuat yang ku kenal dalam hidupku.
Tak pernah menyerah, tak pernah putus asa,
melindungiku selalu walaupun nyawa yang menjadi taruhannya.
Ibu sering kau melupakan kepentingan dirimu sendiri untuk
Keselamatanku.


Sampai kapanpun sepertinya aku tak akan pernah bisa membalas kasih sayangmu padaku.
Namun aku akan selalu mengenangmu didalam hati ku.

Saat usiaku 1tahun
Ayahku pegawai negeri yang gajinya pas untuk keperluan hidup sehari-hari, sehingga ibuku pun harus ikut membantu bekerja, untuk membiayai aku sekolah.
Ibuku hanya lulusan sma dan kami tinggal didesa, sehingga pekerjaan yang umum adalah bertani.
Tapi ibuku punya ide lain, ibuku membeli kulkas untuk berjualan es dan menjual makanan ringan.
1 buah kulkas kecil yang ibuku beli.
Setiap jam 6 pagi, ibuku sudah berkemas untuk berkeliling ke warung-warung, untuk menitipkan es lilin dagangannya, (bukan menggunakan sepeda motor apalagi mobil) melainkkan berjalan kaki, dengan menempuh jarak 5-10km setiap harinya dengan menggendong dan meneteng teremos-teremos besar berisikan es lilin yang seharga 80 rupiah per biji.

Walaupun panas menyengat, ibu selalu tersenyum, seperti tak menghiraukan peluh yang bercucuran di dahi dan bahunya.
Cukup sering aku menemani ibuku, sehingga aku tau persis seperti apa situasinya.
Saat aku berusia 5 tahun, ibu sedang mengandung adikku satu-satunya,
dengan perut yang membesar ibu masih melakukan pekerjaan yang sama, menggendong dan menenteng teremos-teremos besar berisikan es lilin sambil berjalan 5-10km untuk menitipkannya ke warung-warung.
Ibuku masih melakukan pekerjaan ini sampai kandungannya berusia 7 bulan.
Perjuangan seorang ibu yang tanpa kenal lelah, tetap mencari nafkah walaupun sedang menggandung,
dan dapatkah teman-teman membayangkan bagaimana perjuangan seorang ibu saat mengandung, saat kandungannya telah membesar, janin didalam rahimnya menendang-nendang, namun dia masih harus berjalan di tengah panasnya terik matahari, hanya demi 80 rupiah...(subhanallah...) bagaimana rasanya, membayangkannyapun aku tak sanggup.

Tapi itulah tekad dan perjuangan seorang ibu, ibu yang telah mengandung kita selama 9 bulan dan merawat kita, membesarkan kita, mengajak bermain kita, memandikan kita, menghisap ingus kita saat kita masih bayi karena beliau tak mau hidung kita lecet terkena tangan, bahkan membersihkan anus kita dari kotoran saat kita terbujur sakit, memapah kita ke kamar mandi, dan menina bobokkan kita disaat kita tidur, sedangkan ibu kita tetap terjaga untuk mengawasi kita, supaya kita tidak di gigit nyamuk sehingga terbangun.

PERNAHKAH TEMAN-TEMAN INGAT ITU SEMUA?

Ibu yang selalu ada untuk kita, melindungi kita, memperhatikan kita,
tapi kita kadang membentak dan mengacukkannya, bahkan berkata kasar padanya.

Ketika kita muda, kita senang bermain-main dengan ibu kita, makan Gery Chocolatos bersama.
Ketika kita tumbuh besar, kita meninggalkannya, dan hanya datang ketika kita memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan.
Tak peduli apa pun, ibu kita akan selalu ada di sana untuk memberikan apa yang bisa ibu berikan untuk membuat kita bahagia.
Anda mungkin berpikir bahwa itu terlalu kasar, tetapi begitulah kadang cara kita memperlakukan ibu kita.

“ALANGKAH INDAHNYA BILA IBU BISA ADA DISAMPING KITA
TAPI LIHATLAH BERAPA BANYAK AKAN ANAK-ANAK YANG KEHILANGAN KASIH SAYANGNYA
TIDAK SEMUA ANAK BISA MENGERTI AKAN ARTI SEBUAH IBU”

Kini...
Aku sangat merindukan saat - saat dimana bisa duduk bersebelahan dengan ibu diteras rumah sambil menikmati pemandangan sawah sore hari sambil menikmati Gery Chocolatos. tapi sayang, saat ini aku harus merantau ke kota lain, yang memisahkan jarak antara aku dan ibu. hanya Gery Chocolatos yang mampu mengembalikan suasana keakraban itu.


Namun aku tetap bersyukur dapat merasakan kasih sayang seorang ibu, malaikat pelindung kita.
Dan aku percaya pasti teman-teman semua juga punya ibu yang sama hebatnya dengan ibuku.

Tapi teman...
sehabat-hebatnya seorang ibu, seperkasa-perkasanya seorang ibu...beliau adalah wanita biasa, yang punya hati lembut dan perasa, jadi janganlah kita sampai menyinggung perasaannya.

Aku punya sebuah puisi untuk ibu.

Ibu....
ibu adalah ibu...
tak ada ragu dalam benakku
akan kasih sayangmu
segenap jiwa dan raga kau curahkan untuk buah hatimu

ibu....
kasih sayangmu tak akan lekang oleh waktu
kau jaga aku dalam rahimmu
kau susui aku dengan asimu
kau lindungi aku dalam hangatnya pelukmu

ibu...
doamu selalu menyertai anak-anakmu
oh ibu...
tak kan cukup umurku membalas kasihmu

Namun kita juga harus menyadari, jika ibu kita hanya manusia biasa, yang akan tua dan rapuh termakan usia, saat raganya sudah mulai tak berdaya, maka dia akan meninggalkan kita selama-lamanya.

Wahai teman, mari kita merenung sejenak.
Membayangkan akan kehidupan 10 tahun kedepan atau mungkin 20 tahun kedepan
Saat kita telah sukses, menjadi apa yang kita cita-citakan, menjadi apa yang ibu kita harapkan,
telah bisa jalan-jalan keluar negeri, berkeluarga, punya mobil, rumah dan harta.

masih ingatkah kita pada sosok ibu kita?
Bayangkan jika nanti ibu kita sakit, terbaring diatas tempat tidur.
Ia sakit-sakitan dan membutuhkanmu untuk menjagainya.
Bersediakah kita selalu menjaga beliau sampai akhir hidupnya?
ataukah
Kau membalasnya dengan membacakan kisah betapa merepotkannya orang tua bagi anak-anaknya.

Wahai teman, sesungguhnya ibu kita pada akhirnya akan meninggalkan kita.
Sampai suatu hari, ia pergi dengan tenang untuk selamanya. Dan segala yang tak pernah kau bayangkan sebelumnya, bagai halilintar datang menyambar jantungmu
Sekarang, masih ada kesempatan, marilah kita bersama-sama, kita temui ibu kita,
lalu kita cium tangannya, dan kita meminta maaf atas semua kesalahan yang telah kita perbuat padanya,
dan kemudian, katakanlah"aku sayang ibu", dan mari kita peluk ibu kita dengan erat.


Sekarang saat beliau masih ada aku ingin melakukan sesuatu buat beliau,
melakukan dan memberikan yang terbaik.

Karena aku merasa selama ini belum bisa memberikan apa-apa untuk beliau.
Semoga kisah ini dapat mengingatkan kita, agar kita senantiasa mengasihi orang tua kita, selagi kita masih mampu, karena mereka adalah sumber kasih dan cinta bagi kita di dunia ini. Dan semoga dapat dijadikan bahan renungan untuk kita, agar kita selalu mencintai sesuatu yang berharga yang tidak bisa dinilai dengan apapun.

Oleh karena itu gunakah waktu sebaik mungkin, karena waktu tidak akan bisa diputar kembali. Semoga Setiap Anak dapat berbakti pada kedua Orang Tuanya dan selalu berbuat Kebajikan.

Semoga mamberikan manfa’at dan inspirasi.

3 komentar:

Chabidutz mengatakan...

nice banget hikz.....

Eman"s mengatakan...

sangat terharu ku membaca blog kk ibu emang perkasa dan lembut tangan nya untuk membelai ku kk sambil ketik ini jujur ku teringat akan ibu ku yg telah tiada bener kk sanyangilah ibu kita selagi masih ada aku nagis baca nya karena aku blm bisa membalas kasih cinta ibu ku Tuhana ampunilah ibu ku dan lapangkan lah jalan nya disana amin

alnasdays mengatakan...

The greatest person on earth... no one else, within your OWN MOTHER

Posting Komentar